Kepolisian Resor Bengkalis, Riau, meringkus Jeksuanir yang telah menipu
warga dengan mengaku sebagai dukun pengganda uang. Polisi menangkap pria
berusia 38 tahun itu berdasarkan laporan empat warga yang mengaku jadi
korban penipuan.
"Tersangka mengiming-imingi warga bisa menggandakan uang, tapi ternyata malah menipu," kata Kapolres Bengkalis, AKBP Andry Wibowo dilansir dari Antara, Selasa (25/2).
Tersangka Jeksuanir alis Jek diketahui adalah warga Desa Bantan Tua Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Kepada para korban, tersangka mengaku memiliki kekuatan gaib yang bisa menarik uang dari bank. Penipuan berkedok perdukunan itu mulai dilancarkan sejak September 2013.
Menurut dia, warga yang terperdaya janji manis tersangka langsung menyerahkan uang tunai bahkan ada yang melakukan transfer ke rekening sang dukun. Para korban dukun palsu antara lain bernama Nur Nusni yang menyetor Rp 54 juta, M. Nurin Rp 128 juta, Masdarudin Rp 21 juta, dan Hendri menyetor Rp 70 juta.
"Si dukun palsu katanya uang itu untuk membeli minyak sesajen dan makanan jin agar bisa menarik uang di bank secara gaib," kata Andry.
Dengan berbekal uang tersebut, tersangka kemudian menggelar ritual di rumah Aldi Alwi teman sang dukun. Ritual digelar pada malam hari dengan menyalakan lilin, minyak wangi, air hujan, tikar pandan serta selembar kain putih dan kain hitam yang akan menjadi tempat untuk menarik uang dari bank.
"Lucunya, para korban baru sadar tertipu beberapa bulan setelah kejadian. Awalnya mereka masih berharap dukun palsu itu bisa menggandakan uang mereka," katanya.
Ia menduga masih banyak warga yang menjadi korban dukun palsu itu. Karena itu, ia berharap warga lainnya yang korban penipuan itu untuk segera melapor ke polisi.
"Tersangka mengiming-imingi warga bisa menggandakan uang, tapi ternyata malah menipu," kata Kapolres Bengkalis, AKBP Andry Wibowo dilansir dari Antara, Selasa (25/2).
Tersangka Jeksuanir alis Jek diketahui adalah warga Desa Bantan Tua Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Kepada para korban, tersangka mengaku memiliki kekuatan gaib yang bisa menarik uang dari bank. Penipuan berkedok perdukunan itu mulai dilancarkan sejak September 2013.
Menurut dia, warga yang terperdaya janji manis tersangka langsung menyerahkan uang tunai bahkan ada yang melakukan transfer ke rekening sang dukun. Para korban dukun palsu antara lain bernama Nur Nusni yang menyetor Rp 54 juta, M. Nurin Rp 128 juta, Masdarudin Rp 21 juta, dan Hendri menyetor Rp 70 juta.
"Si dukun palsu katanya uang itu untuk membeli minyak sesajen dan makanan jin agar bisa menarik uang di bank secara gaib," kata Andry.
Dengan berbekal uang tersebut, tersangka kemudian menggelar ritual di rumah Aldi Alwi teman sang dukun. Ritual digelar pada malam hari dengan menyalakan lilin, minyak wangi, air hujan, tikar pandan serta selembar kain putih dan kain hitam yang akan menjadi tempat untuk menarik uang dari bank.
"Lucunya, para korban baru sadar tertipu beberapa bulan setelah kejadian. Awalnya mereka masih berharap dukun palsu itu bisa menggandakan uang mereka," katanya.
Ia menduga masih banyak warga yang menjadi korban dukun palsu itu. Karena itu, ia berharap warga lainnya yang korban penipuan itu untuk segera melapor ke polisi.