Misteri denting lonceng di kuburan Belanda Menteng Pulo

Konsep pemakaman elite dan teratur sudah dilakukan pemerintah kolonial Belanda sejak dulu. Salah satu makam yang dibangun Belanda adalah makam Ereveld Menteng Pulo, Jakarta. Di sinilah Belanda memakamkan para pahlawan perangnya.

Salah satu yang dimakamkan adalah Jenderal Simon Hendrik Spoor. Panglima tertinggi tentara kerajaan Belanda di Hindia Belanda (1945-1949). Spoor meninggal 25 Mei 1949 di Batavia (sekarang Jakarta). Namun, kematian Spoor juga dilingkupi berbagai kontroversi. Ada yang bilang ditembak Naga Bonar dan ada juga yang bilang karena serangan jantung.

Tentara Koninklijke Nederland Indische Leger (KNIL), yang tewas bukan hanya tentara asli Belanda. Ada juga yang orang pribumi seperti Sunda, Jawa, bahkan Sumatera. Karena dianggap berjasa untuk Belanda, mereka pun dimakamkan di Ereveld Menteng Pulo.

Tanda salib warna putih berjejer teratur dalam 9 blok. Masing-masing blok terdiri dari 200 liang lahat yang ditanami rumput dengan rapi. Setiap blok dipisahkan oleh jalan berbatu koral selebar 4 sampai 5 meter. Di sisi kanan dan kiri jalan ditanam pohon cemara. Sehingga udara pun terasa segar di pagi hari.

Untuk masuk ke makam Ereveld Menteng Pulo, pengunjung diharapkan membunyikan lonceng. Lonceng menempel di dinding pagar. "Teng teng teng teng teng..." Tujuh kali dentuman lonceng ini berbunyi.

Penjaga makam pun akan membukakan gerbang, gerbang besi tua warna hitam, dan ditanya maksud kedatangannya, serta diminta mengisi buku tamu. Tidak sembarang orang boleh masuk ke makam ini. Hanya keturunan penghuni makam serta tamu dengan izin khusus boleh masuk.

Menurut Jono (55), salah satu pembantu pengelola taman makam Menteng Pulo. Setiap menjelang malam suasana di sekitar makam Menteng Pulo ini terasa sepi. Hanya terdengar angin yang menyapa rimbunan pohon dan menjatuhkan dedaunan.

"Saya disini sudah lebih dari 8 tahun, memang tidak angker, tapi kadang lonceng itu yang didekat pintu masuk berbunyi sendiri pada waktu malam," ungkap Jono kepada merdeka.com, Sabtu, (16/6).

"Kadang enam atau tujuh kali berbunyi lonceng itu," lanjutnya.

Jono juga menambahkan, kejadian tepat malam Jumat itu tak hanya dialami oleh dirinya saja. Tetapi juga pernah dialami oleh petugas kebersihan lainnya. Namun dia menolak menceritakan detil peristiwa itu.

"Ya supaya yang mau kesini tidak takut," tandasnya.

Teng... teng.. teng...